PADA 69 tahun yang lalu, seluruh pantai di Pulau Kalimantan telah diblokade oleh kapal-kapal perang Belanda. Negeri Kincir Angin bereaksi keras atas semangat nasionalistik rakyat Indonesia yang telah memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Infiltrasi pejuang Indonesia antardaerah pun menjadi tertutup.
Kondisi tersebutlah yang disampaikan Tjilik Riwut (1918-1987) kepada Pangeran Muhammad (PM) Noor, Gubernur Kalimantan pertama yang berkedudukan di Yogyakarta, sebagai ibukota negara kala itu.
Kondisi tersebutlah yang disampaikan Tjilik Riwut (1918-1987) kepada Pangeran Muhammad (PM) Noor, Gubernur Kalimantan pertama yang berkedudukan di Yogyakarta, sebagai ibukota negara kala itu.