Jumri (jaket hitam ) saat menerima medali di Asean Para Games Myanmar 2014 |
Mulanya, saat ia masih siswa sekolah dasar, seorang guru olahraga menemukannya sebagai anak yang punya bakat alam renang dengan baik. Abdi Rashid, guru tersebut, lalu menyertakan dirinya yang saat itu tercatat sebagai siswa SDN Mendawai 8 pada ajang Porseni (Pekan Olahraga dan Seni) di Palangka Raya.
Di event itu ia tidak tampil mengecewakan. Lebih-lebih karena ia memiliki ketidaklengkapan fisik dibanding atlet lainnya. Ia finish di posisi keempat. "Pas naik (dari kolam) terkejut panitia, atlet yang nomor empat ini kakinya tidak lengkap," kisah Umby, saat menerima Borneonews di kediamannya, Jalan Padat Karya, Pelingkau, Pangkalan Bun, Kamis (6/3).
Sejak itulah, terang Rashid, yang kini mengajar olahraga di SDN Sidorejo 1, kemampuan Umbi disalurkan pada event-event olahraga paralympic (event bagi atlet yang memiliki kekurangan fisik dan mental atau dissable).
Kekurangan fisik bukan soal bagi Jumri |
Menjadi atlet paralympic berprestasi membuatnya bangga dan percaya diri. Dengan paralympic, ujarnya, kaum dissable merasa diperlakukan setara dengan orang kebanyakan. Namun, Umby pun mengaku, menjadi atlet dissable tidak selalu mudah tantangannya. Untuk renang gaya dada, ia sering kesulitan. Dengan sebelah kaki yang tak lengkap membuat kekuatan kakinya tak optimal dalam lomba. "Kadang-kadang didiskualifikasi," terang atlet yang punya kemampuan menonjol di renang gaya kupu dan punggung ini.
Namun, dengan segala kekurangan, tak menyurutkan nyalinya untuk berprestasi melampaui kategori yang selama ini disematkan padanya. Umbt bersama sejumlah atlet berpretasi paralympic Kotawaringin Barat lainnya, seperti Rahmad Ramadhan, Muhammad Syamsi dan Maradona tengah bersiap untuk mengikuti event umum, Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kalimantan Tengah, Oktober mendatang. Jumri, Maradona dan Syamsi pencetak rekor paralympic pelajar nasional. "Rekor Syamsi belum terpecahkan sampai sekarang," ujar Abdi Rashid, via telepon, Jumat (7/3).
Menurut Umby, meski kejuaraan umum, untuk level Kalteng, ia optimis bisa bersaing dan pulang dengan meraih medali. "Kalau kita hitung-hitung masuk. Bermedalilah kita," yakin Abdi Rashid juga.
(Aslinya, laporan ini saya tulis untuk dan dimuat Harian Borneonews, 10 Maret 2014, dirubrik Kalteng Harati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar